KILASSULAWESI.COM, PAREPARE — Hasil limbah dari proyek Anjungan Cempae kini telah mencapai 200 truk, dan masih terus melakukan penggalian. Konsultan Pengawas CV Darma Anugerah Konsultan, Faizal, saat ditemui dilokasi proyek mengaku masih terus melakukan penggalian.
Mengenai limbah, kata dia, terdapat sampah dan galian. “Ada beberapa armada yang dibawa ke lokasi pembuangan sampah. Sudah ada ratusan truk yang mengangkut sampah campur lumpur dan pasir, dan kini kita masih menggalih,” katanya, Rabu, 25 Agustus 2021.
Galian dikerjakan sebelum dipasangkan batu gajah. “Inikan bukan hanya limbah dan sampah. Ada juga pasir, itulah yang pasir kita sekarang, ada yang dibuang disana, di Lapadde dan Bili bili untuk limbah pasir,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Parepare, Budi Rusdi memastikan TPA Kota Parepare, hanya menerima sampah. Walaupun, terdapat campuran lumpur dan tanah dia mengatakan lebih dominan sampah. “Kalau masalah sampah tidak masalah dibuang di TPA, sepanjang bukan limbah medis atau B3. Karena sampah di pesisir pantai itu merupakan sampah rumah tangga yang banyak terbuang di badan air di sungai yang langsung terbuang ke pantai. Itu banyak di Cempae,” katanya.
Mengenai dampak penggalian, lanjutnya perlu pencermatan lebih mendalam. Karena semua kegiatan pengerjaan baik di pesisir atau daratan pasti semua akan berdampak. Untuk semua dampak pengerjaan, seperti reklamasi, kata dia telah diatur pada Amdal, UKL UPL, atau SPPL. “Tapi kalau dampaknya sampai dimana perlu pencermatan baik-baik, dan perlu evaluasi lebih jauh dulu. Tapi semua dokumen amdal, UKL UPL, pasti ada kajian seperti itu,” katanya.
DLH Parepare pun memastikan kegiatan yang dikerjakan di Anjungan Cempae akan meminimalkan dampak. “Bisa meminimal dampak, karena kalau berbicara menghilangkan dampak itu tidak mungkin, pasti semua akan berdampak, baik di pesisir maupun di darat pasti akan berdampak,” jelasnya. (ana/B)