PAREPARE,KILASSULAWESI.COM- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan evaluasi berbagai program dan capaian kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tahun 2021. Kegiatan ini juga dirangkai dengan sinkronisasi program dari masing-masing deputi guna menghasilkan program-program di tahun depan yang kian tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan semakin bangkit dan bergeraknya ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat.
Menparekraf Sandiaga Uno saat membuka kegiatan “Rapat Koordinasi Teknis Evaluasi Program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021 dan Sinkronisasi Program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2022”, Senin 20 Desember di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, mengatakan, sepanjang tahun 2021 banyak capaian yang patut disyukuri dalam upaya membangkitkan dan mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Seperti kunjungan wisatawan nusantara ke Bali yang mulai meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh _stakeholder_ pariwisata dan ekonomi kreatif dapat beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi di tengah situasi pandemi COVID-19 yang kini juga semakin membaik.
Selain itu, sertifikasi CHSE terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif juga terus meningkat dimana tahun ini lebih dari 6.700 industri telah tersertifikasi. Total sudah ada 11 ribu lebih industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang tersertifikasi sejak tahun 2020 di seluruh daerah tanah air.
Namun di sisi lain, di tahun 2021 juga terdapat banyak sekali tantangan Kemenparekraf mulai dari segi policy making, policy design, policy formulation, hingga policy implementation dan policy execution.
“Apa yang telah kita rencanakan dan lakukan di tahun 2021 ini yang kita ingin evaluasi. Kita juga tidak hanya akan setop pada evaluasi, tapi apa yang kita lakukan dalam rangka pivoting untuk tahun 2022 nanti,” kata Menparekraf Sandiaga.
Sandiaga didampingi Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, menjelaskan, Rakornis ini menjadi platform dalam merumuskan konsep PDCA (plan, do, check, act) sehingga dapat menghasilkan kesepakatan dan keputusan bersama.
“Ini yang akan dikerucutkan. Outcome dari Rakornis ini adalah bagaimana kebijakan kita ke depan adalah kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu,” kata Sandiaga melalui pernyataan resminya ke Parepos.co.id.
Salah satunya dalam strategi pengembangan destinasi pariwisata yang akan berfokus pada peningkatan kualitas dan reputasi destinasi pariwisata yang memiliki outstanding value proposition, lokalitas, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan untuk mewujudkan ekosistem pariwisata yang terintegrasi.
Sekaligus mendorong daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan sumber daya alam, budaya, dan manusia. Sehingga dapat menghadirkan destinasi yang berkualitas, resilient, dan berkelanjutan.
“Kita harus mengambil peran untuk dapat mencetak peluang-peluang yang ada untuk mencetak pemenang-pemenang baru dalam rangka pemulihan dan akhirnya cita-cita dari kemerdekaan bangsa bahwa kita harus bangun sosioekonomi masyarakat di tengah pandemi. Kita tidak tahu pandemi ini sampai kapan, tapi bagaimana kita melindungi segenap dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus juga ikut berpartisipasi dalam pergaulan antar bangsa yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi,” kata Sandiaga.
“Rapat Koordinasi Teknis Evaluasi Program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021 dan Sinkronisasi Program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2022” digelar secara hybrid dan dihadiri Sestama, Irtama, serta seluruh pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf serta Dirut Badan Otorita Pariwisata.(*/ade)