JAKARTA, KILASSULAWESI– Pasca terjadinya kecelakaan bus pariwisata, beberapa daerah menerapkan aturan pelarangan kegiatan study tour. Namun, langkah ini dipertanyakan oleh Politisi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS), yang menilai bahwa pelarangan tersebut bukanlah solusi yang tepat.
Menurut BHS, pelarangan kegiatan study tour tidak lazim dengan alasan adanya kecelakaan bus pariwisata. Ia menegaskan, study tour adalah kegiatan yang lazim dan banyak ditemukan di negara-negara lain, seperti Jepang yang malah mendorong kegiatan semacam itu.
Menurutnya, study tour tidak hanya mendukung pengetahuan formal siswa tetapi juga memberikan wawasan tentang pengetahuan non formal. BHS juga menggarisbawahi dampak ekonomis positif dari kegiatan study tour, yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi daerah dan mendukung usaha kecil masyarakat.
Menurutnya, kegiatan ini memiliki potensi untuk menggerakkan roda perekonomian, terutama di tengah kondisi perekonomian yang melambat.
Selain itu, BHS juga menyoroti nilai positif dari study tour dalam memperkenalkan destinasi wisata dan budaya lokal kepada siswa.
Menurutnya, kegiatan ini memberikan pelajaran penting yang tidak didapatkan di dalam sekolah, dan menjadi momen untuk memperkenalkan kekayaan wisata dan budaya Indonesia kepada generasi muda.(rls)