Bebas Manggazali Putra Daerah Terbaik Membangun Polman

Oleh: Andi Jalil Maulana,Forum Masyarakat Mandar.(FMM)

POLMAN, KILASSULAWESI – Tanpa perlu dibuktikan oleh hasil survei manapun, masyarakat Polewali Mandar (Polman) menginginkan putra terbaik daerahnya untuk memimpin wilayahnya. Salah satu alasan utamanya, biasanya hanya putra daerah yang tahu secara terperinci masalah dan karakteristik masyarakat yang akan dipimpinnya.

Bacaan Lainnya

Sebagai contoh, misalnya soal bagaimana cara mengatasi air bah yang biasanya terjadi seusai hujan di pemukiman penduduk di sekitar pantai di wilayah Campalagian. Kalau bukan Putra daerah Polman, dia tentu akan menjawab pindahkan atau relokasi saja warga yang tinggal di sekitar situ.

Akan tetapi kalau dia Putra Daerah Polman maka dia akan menjawab: “Sistem drainase yang perlu diperbaiki atau penambalan tanah akibat potensi abrasi yang terjadi di wilayah tersebut,”.

Contoh kedua, misalnya tentang bagaimana menciptakan lapangan kerja? Kandidat yang bukan Putra daerah pasti akan dengan mudah menjawab: “Undang kehadiran investasi, pasti lapangan kerja akan tersedia,”. Tetapi jika dia Putra Daerah asli Polman, maka dia akan menjawab: “Dalam komoditas coklat, kita hanya jualan bahan mentah biji kakao. Seharusnya kita membuat pabrik penggilingan dan pengolahan menjadi bubuk Coklat. Ini tentu akan memberikan nilai tambah dan membuka kesempatan lapangan kerja baru.

Dua contoh masalah ini membuka dua sudut pandang dan pendekatan yang berbeda dalam mengatasi masalah di Polewali Mandar. Kandidat bukan putra daerah mengandalkan teori yang berlaku di atas kertas, sementara kandidat Putra Daerah memahami persoalan secara menyeluruh.

Cara pandang ini tentunya juga akan muncul dalam pendekatan memahami bahasa Mandar. Kandidat bukan Putra Daerah Polman tentu akan cenderung mengabaikan upaya untuk melestarikan dan menjaga bahasa Mandar. Karena dirinya sendiri tidak bisa dan tidak mau menggunakan bahasa Mandar.

Sebaliknya, Putra Daerah tentu akan sangat memikirkan bahasa Mandar. Baginya, Polewali Mandar dan Bahasa Mandar adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Membangun Polman tentu membangun masyarakatnya, termasuk juga membangun bahasa keseharian yang menghidupkan semua aktivitas sosial.

Jika sudah demikian, masihkah kita perlu mengimpor calon pemimpin Polman dari daerah lain yang jauh dari sini dan tak menguasai masalah. Bukankah esensi Pelaksanaan Pilkada adalah memberikan kesempatan bagi Rakyat untuk memilih Pemimpinnya sendiri yang menguasai persoalan rakyat dan memahami cara mengatasinya?. (*)

Pos terkait