KILASSULAWESI.COM,JAKARTA– Selama lima tahun mendatang, Kementerian Perindustrian akan menlanjutkan visi Presiden Joko Widodo dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), penciptaan lapangan kerja, serta pemberdayaan usaha kecil, mikro, dan menengah. Lewat keterangan tertulis dari Kemenperin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa semua yang telah dijalankan oleh Menteri Perindustrian Periode 2014-2019 Airlangga Hartarto sudah baik. “Tugas saya hanya melanjutkan. Tetapi ada tugas-tugas yang harus segera diselesaikan, itu menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi saya. Tentunya sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden,” ujarnya pada acara serah terima jabatan di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, Menperin dijabat oleh Airlangga Hartarto, yang kini menduduki posisi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Agus Gumiwang dan Airlangga Hartarto merupakan politisi Partai Golkar dan pernah menjadi legislator di DPR RI. Menteri Agus menyebutkan, pengembangan kompetensi SDM khususnya untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, di antaranya bakal dipasok dari hasil kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Selama ini, Kemenperin sudah punya program Diklat 3 in 1, yang juga akan terus didukung dengan program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan industri. Kemenperin mencatat, pada periode tahun 2015-2018, telah diselenggarakan pelatihan tenaga kerja industri dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) yang bekerja sama dengan sejumlah sektor industri.
Hasilnya, sebanyak 81.176 orang tenaga kerja industri kompeten yang telah terserap di dunia industri. Pada 2019 ini, Kemenperin menargetkan pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 ini dapat meluluskan sebanyak 72.000 orang. Sementara itu, sejak diluncurkan program vokasi industri yang link and match antara SMK dengan industri pada tahun 2017, Kemenperin telah melibatkan 2.612 SMK dan 1.032 industri. Kegiatan ini menghasilkan sebanyak 4.987 perjanjian kerja sama dan telah menelurkan tenaga kerja industri yang kompeten hingga 594.972 orang.
“Kemudian, kami akan terus mendorong transformasi sektor manufaktur dan pembangunan wilayah-wilayah industri. Bahkan, Bapak Presiden secara khusus menekankan pula pada pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM),”papar Menteri Agus. Berdasarkan program prioritas peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah fokus untuk mengakselerasi sektor manufaktur agar melakukan transformasi ke arah industri 4.0 atau digitalisasi. Upaya strategis ini dinilai bisa meningkatkan produktivitas secara lebih efisien sehingga mampu mendongkrak daya saing.
Tidak hanya menyasar pada sektor skala besar, Kemenperin juga proaktif mengajak pelaku IKM nasioal untuk melek digital. Oleh karena itu, diluncurkan program e-Smart IKM sejak 2017 silam. Hingga 2019, telah dilaksanakan workshop e-Smart IKM yang diikuti sebanyak 10.038 peserta dengan total transaksi penjualan yang dihasilkan sebesar Rp3,27 miliar.
Melalui penerapan industri 4.0, diyakini bisa mengoptimalkan potensi pada penambahan pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2 persen dari baseline pertumbuhan 5 persen, peningkatan kontribusi industri terhadap PDB hingga 25 persen, peningkatan net export sebesar 10 persen, dan menciptakan sebanyak 17 juta lapangan kerja.
Aspirasi besar dari sasaran tersebut, menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran sepuluh negara yang punya perekonomian terkuat di dunia pada 2030 mendatang. Menurut Menteri Agus, untuk memperluas pasar sektor industri, pihaknya akan menguatkan kerja sama bilateral. Ia mengungkapkan ada empat negara yang potensial untuk dilakukan kerja sama.
Di samping itu, Menperin ingin mendorong percepatan penggunaan energi terbarukan, hingga B-100. “Kami juga fokus terhadap substitusi impor,” imbuhnya. Guna menjalankan tugas-tugas tersebut, Menperin akan segera melakukan rapat pimpinan di lingkungan Kemenperin dan berkoordinasi dengan lintas kementerian terkait. “Jadi, tidak ada tumpang tindih kebijakan, sehingga industri akan bergerak lebih baik,” ujarnya
Agus Gumiwang Kartasasmita ditunjuk sebagai Menperin di era pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin untuk periode 2019-2024 dalam Kabinet Indonesia Maju. Sebelumnya, Agus menjabat sebagai Menteri Sosial sejak 24 Agustus 2018, menggantikan Idrus Marham.
Pria kelahiran Jakarta, 3 Januari 1969 ini merupakan putra dari menteri di era pemerintahan Presiden Suharto serta politisi senior, Ginandjar Kartasasmita. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Pacific Western University dan Northeastern University, Amerika Serikat. Jalur pendidikan Agus kemudian berlanjut dengan menempuh pendidikan Pascasarjana Magister Administrasi Publik di Universitas Pasundan, kemudian berlanjut pada program Doktor Ilmu Pemerintahan di Universitas Padjadjaran. (rls/ade)