KILASSULAWESI.COM,JAKARTA– Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini memiliki nahkoda baru. Presiden Joko Widodo melantik Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dalan Kabinet Indonesia Maju menggantikan Rini M. Soemarno. Menteri Erick mengawali masa kerjanya pada Rabu 23 Oktober, kemarin. Kedatangannya disambut dengan tradisi Palang Pintu ala Betawi oleh perwakilan pegawai millennial Kementerian dan pengalungan sarung oleh Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro.
Sebelum melakukan serah terima jabatan, Menteri Erick mengadakan pertemuan internal bersama para Pejabat Eselon I Kementerian BUMN. Serah Terima Jabatan Menteri BUMN dilakukan sekira pukul 16.00 WIB di Synergy Lounge Lantai 3 Kementerian BUMN. Seremoni itu dihadiri pula oleh Menteri BUMN Periode 2014-2019 Rini M. Soemarno, Menteri BUMN Periode 2009-2011 Mustafa Abubakar, Menteri BUMN Periode 2004-2007 Soegiharto, serta Menteri Negara BUMN Periode 2001-2004 Laksamana Sukardi.
Menteri BUMN Periode 2014-2019 Rini M. Soemarno membuka acara dengan sambutannya dna dilanjutkan dengan penyerahan Simbolis Penyerahan Buku Kinerja 5 Tahun dan Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan dari Menteri Rini kepada Menteri Erick. Melalui sambutannya, Menteri Erick menyampaikan visi membuat BUMN berkiprah hingga tingkat internasional. Ia bertekad meningkatkan kolaborasi agar BUMN Indonesia mampu menjadi pemain global.
Menurut Erick, dengan membangun ekosistem yang sehat antar BUMN dengan semangat berkolaborasi satu sama lain maka menjadi pemain global lagi sekadar mimpi. “Pak Presiden dalam pidatonya juga bilang bahwa pada 2045 kita akan menjadi negara maju, sesuatu yang saya rasa bukan di awang-awang tetapi harus kita mulai dari sekarang,” ujar Erick.
Erick mengakui, tugas Menteri BUMN sangat berat apalagi peran BUMN sebagai lokomotif pembangunan di Indonesia sangat kontradiktif dengan prinsip korporasi yang berorientasi keuntungan. “Kita harus menyadari bahwa kita merupakan agen perubahan bagi Indonesia, sehingga kita harus memikirkan bagaimana kita bisa menjadi pusat kinerja bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” lanjut Erick.
Lulusan Universitas Nasional California, Amerika Serikat dan Glendale University tersebut menyadari, tugas sebagai Menteri BUMN pastinya memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang harus dicapai dalam waktu tiga bulan.
Karena itu, di hari pertamanya memasuki Kementerian BUMN, Menteri Erick langsung mengajak jajaran Eselon I Kementerian BUMN dan para Direktur Utama BUMN untuk rapat perdana di ruangannya. “Besok juga sudah mulai rapat terbatas bersama Presiden jam 10,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Rini turut memberikan wejangan kepada penerusnya itu. Terdapat beberapa poin yang menurut Rini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Erick ke depannya. Satu diantaranya adalah mengenai pembentukan holding yang merupakan bagian dari program Presiden Joko Widodo. “Kementerian BUMN memiliki sektor usaha yang cukup besar. Targetnya adalah per sektor ada holding company dan sub holding company yang diharapkan nantinya akan terbentuk super holding seperti Temasek,” tandas Rini. (rls/ade)