KILASSULAWESI.COM, SIDRAP — Sejumlah daerah di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) banyak yang mengalami gagal panen, tak terkecuali sebagian juga ada di wilayah Sidrap.
Namun, hal itu tidak mempengaruhi ketahanan pangan dan produksi pertanian di wilayah penghasil beras terbesar di Indonesia Timur ini.
Sebab, itu terbukti saat ini stok beras di Sidrap sebanyak 25.660 ton. Tak hanya itu, Bulog Sidrap masih terus menyerap gabah para petani hingga saat ini per 23 Oktober 2019.
Kasub Divre Bulog Sidrap, Arwiyati Ridwan, Rabu, 23 Oktober mengatakan, penyerapan gabah saat ini sudah diangka 40.618 ton atau sudah 77,57 persen dari targer 52 ribu ton. Itu periode Januari-September 2019.
Diapun saat ini masih optimis bisa meraih target tersebut, karena masih ada Musim Tanam (MT) Oktober-Maret (Okmar).
Lebih jauh, Mantan Kasub Divre Bulog Polman itu mengatakan, bahwa saat ini pihaknya juga sementara mempersiapkan kebutuhan pangan utamanya beras ke wilayah defisit.
“Yah, kira-kira 4.000 hingga 5.000 ton beras akan dikirim ke beberapa daerah. Namun kami masih menunggu informasi dari provinsi dan pusat terkait hal itu,” kata Arwiyati Ridwan.
Daerah yang akan di kirimkan beras itu, kata dia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan Ambon, serta disejumlah wilayah yang mengalami gagal panen tahun ini akibat kekeringan.
Tak hanya itu, Bulog Sidrap juga tengah mempersiapkan penyakuran beras kepada masyarakat penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Sidrap dan Enrekang.
“Penyaluran beras untuk BPNT ini kita siapkan sebanyak 100 ton untuk Sidrap dan 100 ton untuk Enrekang, itu periode Oktober-Desember 2019,” tandasnya. (ira/ade)