Turun ke Jalan, Mahasiswa IAIN Parepare Galang Donasi untuk Luwu Utara

KILASSULAWESI.COM, PAREPARE– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare melakukan aksi turun ke jalan di perbatasan Kota Parepare dan Kabupaten Pinrang. Aksi tersebut merupakan wujud sosial dan kepedulian mereka terhadap korban bencana alam banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Luwu Utara, Senin 13 Juli, malam.

Koordinator Aksi Sosial, Indra Albar Amsary mengatakan, aksi yang dilakukan kali ini untuk korban bencana alam yang terjadi di Masamba dan mereka akan membuka open donasi. “Aksi kali ini kami akan membentuk tim dalam open donasi ini dan akan melakukan penggalangan dana ini secara bertahap dan begitupun pendistribusiannya nantinya,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Senada diungkapkan, Presiden Mahasiswa IAIN Parepare, Ahmad Ricardy bahwa aksinya merupakan wujud keprihatian secara bersama baik atas nama kemanusian dan organisasi ini menjadi langkah dalam bentuk kepedulian kita atas dasar panggilan nurani. “Kami berusaha mengimplementasikan nilai kemanusian yang seharusnya kita berikan kepada masyarakat di manapun ketika dia membutuhkan pertolongan,” jelasnya.

Pihaknya akan meramu formasi yang jelas, yang bertanggung jawab di wilayah donasi dan merencanakan aksi sosial yang lebih kreatif lagi. “Setelah donasi terkumpul berupa pakaian, buku tulis, buku pelajaran, dan sembako. Kami akan terjun langsung ke lokasi untuk penyalurannya dengan berkoordinasi pihak kampus dan pemerintah dalam hal ini BPBD Kota Parepare,” tutupnya.

Dari data PAREPOS Online, banjir bandang yang datang menerjang mengakibatkan puluhan warga tewas terbawa arus air bah, dan masih banyak yang hanyut dan belum ditemukan. Akses jalan trans sulawesi lumpuh total. Hujan yang mengguyur terus-menerus sejak Senin, 13 Juli 2020, membuat tiga sungai di Luwu Utara meluap, dan mengakibatkan banjir bandang. Ketiga sungai itu adalah Sungai Rongkong, Sungai Meli, dan Sungai Masamba.

Banjir bandang ini melanda enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara mulai pukul 19.00 Wita, Senin malam 13 Juli. Ribuan rumah rusak, hanyut, dan bahkan tertimbun lumpur bercampur pasir. Adalah Kecamatan Masamba, Baebunta, Baebunta Selatan, Sabbang, Malangke, dan Malangke Barat. Desa Radda, Kecamatan Baebunta, dan Desa Balebo, Kecamatan Masamba, merupakan yang terparah, dan pertama kali terjadi di Luwu Utara.(*/ade)

Pos terkait