KILASSULAWESI.COM,PANGKEP— Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) bekerjasama dengan Kementrian Agama dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berupaya terus memaksimalkan pengembangan ‘Rumah Hafidz Quran’ di wilayah penghasil bandeng tersebut. Bupati Pangkep, H Syamsuddin A Hamid SE kepada PAREPOS Online ditiap kesempatan mengakui, dalam upayanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pandai membaca Al Quran dirinya akan menghadirkan Rumah Hafidz Quran.
Salah satu daerah yang diliriknya untuk upaya tersebut yakni Pulau Salemo di Desa Mattiro Bombang, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara. “Pulau Salemo sudah memiliki nama sebagai wilayah pencetak ulama besar, maka kita ingin hal itu tetap ada,”ujar Syamsuddin. Dalam penutupan pelaksanaan MTQ XXXI Provinsi Sulawesi Selatan. Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menandatangani naskah pencanangan pembangunan Rumah Hafidz Quran di Pulau Salemo. Wagub menyebutkan program penghapal Al-Quran terus digalakkan bahkan mereka bebas zonasi masuk SMA. “Provinsi Sulsel telah menggalakkan program untuk para penghapal Al-Quran, salah satunya bebas zonasi masuk ke SMA bagi prestasi penghapal Al-Quran,” sebutnya.
Seperti diketahui, Pulau Salemo dikenal sebagai daerah ulama. Salah satu Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Agama telah meneliti nama-nama ulama yang pernah belajar dan mengajar di Pulau Salemo. Tercatat sejumlah ulama pernah belajar dan mengajar di pulau tersebut diantaranya, KH Abdullah Betti kelahiran Bone, KH Abdul Azis kelahiran Mallawa Maros, Puang Palili kelahiran Pulau Salemo Pangkep, KH Muhammad Amin kelahiran Pulau Salemo, KH Muhammad Sanusi kelahiran Segeri Pangkep, KH Muhammad kelahiran Marang Pangkep, KH Abdurrasyid kelahiran Pulau Salemo Pangkep, KH Manajollo (Puang Panrita) dan KH Minhajuddin (Gurutta Apalae).
Sementara itu, ulama yang hanya datang belajar ilmu agama dan mengaji di Pulau Salemo diantaranya, KH Abdurrahman Ambo Dalle, KH Bilalu, KH Katu, Syekh Sayyid Djamaluddin Assagaf Puang Ramma, KH Abdul Malik Parojai, KH Abdul Rahman Mattameng, KH Amberi Said, Abdul Hamid Karim Daeng Paresse, KH Muhammad Yahya Cenno, KH Lalo Dahlan dan KH Hasanuddin Jalil.(*/ade)