KILASSULAWESI.COM,PINRANG– Destinasi wisata air panas Sulili masih kehilangan pengunjung. Meskipun, masa adaptasi kebiasaan baru telah diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pinrang.
Kondisi itu terlihat, ketika saya berkunjung ke lokasi. Setelah melalui perjalanan 15 menit dari pusat kota Pinrang. Tiba di gerbang pintu masuk. Terpantau lahan parkir yang biasanya mengular dan padat tidak ditemui.
Begitupula saat tiba di depan loket karcis. Hanya perlu antre kurang dari lima menit. Saya pun telah membayar karcis masuk sebesar Rp 15 ribu untuk dewasa dan Rp 10 ribu buat anak-anak.
Berdasarkan pengamatan di lokasi hanya tiga kelompok keluarga yang menjadi pengunjung permandian , Sabtu 31 Oktober, pagi tadi.
Bukan hanya pengunjung yang berkurang. Jumlah lapak dagangan pun berkurang. Lapak yang biasa berjejeran sekitar kolam renang air panas belerang itu.
Ada yang tutup tak terurus. Sampai lapak yang buka, namun jumlah pembeli yang sepi. Hal itu seperti yang dialami oleh Rusna. Perempuan berusia 57 tahun.
Dulu, ia berjualan tujuh hari dalam sepekan. Sekarang hanya khusus hari Sabtu-Minggu saja. Saat libur datang. Jumlah pengunjung yang ramai menjadi doanya. Sebab sebelum korona datang, ia bisa meraup pembeli tiga kali lipat dari saat ini.
“Sebelum korona itu bisa dapat Rp 300 ribu per hari. Sekarang paling banyak Rp 100 ribu,” kata Rusna, yang telah berprofesi sebagai pedagang selama 15 tahun.
Ia pun berkeinginan agar virus korona ini segera berakhir. Sehingga pendapatannya mulai meningkat, beserta temannya sebagai pedagang mampu berjualan lagi di lapak yang sama.
Karena pengunjung sepi, akhirnya banyak pedagang memilih tutup sementara waktu. “Itulah yang membuat gardu jualan yang tutup karena penghasilan sedikit,” jelas perempuan dengan empat orang anak itu. Adapun, Rusna masih memilih berjualan sebab tak ada peluang kerja lainnya.(esa/B)