KILASSULAWESI.COM,KENDARI– Sebanyak 655 peserta antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 26 Juli 2021 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Bangkit dari Pandemi dengan Literasi Digital”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Co-Founder @ngertisaham dan Komunitas @investorsahampemula, Frisca Devi Choirina; pegiat usaha daring, M. Nur Akbar; pelaku investasi bursa atau pasar modal, Fandi; serta narablog, Dewi Rieke. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Nina Izwan selaku pembawa acara TV. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Frisca Devi Choirina yang membawakan tema “Tren Pekerjaan dan Usaha di Dunia Digital”. Menurut dia, investasi diperlukan lantaran ancaman inflasi yang menggerogoti nilai mata uang. Sejumlah instrumen investasi, misalnya properti, emas, deposito, saham, obligasi, sukuk, serta reksadana. Adapun kiat investasi yang aman, di antaranya gunakan uang bukan dari utang, tidak terburu-buru, rutin, serta gunakan keuntungan yang didapat sebagai modal tambahan. “Investasi pasar modal di era digital lebih murah dan mudah, dengan modal Rp100.000 orang sudah bisa buka rekening di reksadana,” katanya.
Berikutnya, Dewi Rieke menyampaikan materi berjudul “Sosialisasi E-Market bagi Pelaku UMKM”. Ia mengatakan, lokapasar menjadi pilihan ideal untuk mengembangkan UMKM di era digital karena menawarkan banyak keuntungan, seperti jaringan luas, banyak promo, dan relatif aman. “Kenalilah lokapasar. Jangan sampai keuntungan yang kita peroleh tersedot sistemnya. Siapkan juga produk yang berkualitas dan unik,” pesannya.
Sebagai pemateri ketiga, M. Nur Akbar membawakan tema tentang “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Menurut pendapatnya, agar tak menjadi pribadi yang konsumtif, warganet harus mampu membedakan keinginan dengan kebutuhan. “Dari penghasilan yang diperoleh, gunakan formula 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk kebutuhan pribadi, dan 20% untuk tabungan atau investasi,” jelasnya.
Adapun Fandi, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Pilihan Investasi yang Aman dan Menguntungkan Selama Pandemi”. Ia berpandangan, pada dasarnya semua investasi punya potensi memberikan keuntungan, namun, hal itu sangat fluktuatif tergantung perkembangan dinamika ekonomi dan politik. “Kita harus cermat dalam memilih instrumen investasi. Pelajari tautan layanannya, dan perbanyak membaca,” imbuhnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Nuria Simangunsong, bertanya tentang bagaimana kiat memilih aplikasi investasi yang aman dan menguntungkan bagi pemula dengan modal kecil. Frisca Devi mengatakan, saat ini terdapat sekitar 120 perusahaan sekuritas yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dapat dipilih sesuai kebutuhan investor.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(*)