BAT didukung kurang lebih 2.000 personil (sumber daya manusia) untuk operasional perawatan di lebih 40 bandar udara untuk menangani lebih dari 800 frekuensi penerbangan setiap hari. Target nilai investasi pada 2023 yaitu Rp 1,24 triliun
BANGKA BELITUNG, KILASSULAWESI– Batam Aero Technic (BAT) mulai beroperasi pada 2014 sebagai pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO) member of Lion Air Group senantiasa mengembangkan kapabilitas dan kemampuan pengerjaan perawatan pesawat udara. Pada kesempatan ini, BAT terlibat dan mendukung agenda of G20 Side Event 2022 Harnessing the Ecosystem of Aerospace Industry in Indonesia, belangsung di Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Bangka Belitung.
Keikutsertaan sebagai salah satu upaya menciptakan pelung kerja, mencetak sumber daya manusia ahli perbaikan pesawat udara, pemulihan dan pengembangan industri aviasi, pertumbuhan dan penguatan ekosistem penerbangan global, berkontribusi terhadap pencapaian sasaran kemandirian dalam jangka panjang, mendorong terobosan baru termasuk menciptakan peluang kerjasama (potential strategic partners) serta sinergi guna mengakselerasi peningkatan kemandirian dan daya saing industri kedirgantaraan (penerbangan) nasional.
Hal itu dipaparkan, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro melalui rilis resminya, Jumat 9 September 2022. BAT, kata Danang, didukung kurang lebih 2.000 personil (sumber daya manusia) dengan target nilai investasi pada 2023 yaitu Rp 1,24 triliun.Kawasan Batam Aero Technic di Batam, Kepulauan Riau (dalam satu area Bandar Udara Intenrasional Hang Nadim), hingga kini mempunyai sarana perawatan dan perbaikan telah dibangun di lahan seluas 30 hektar (Ha) yang disediakan oleh Badan Pengusahaan Batam terdiri dari:
Kapasitas landas parkir pesawat (apron) 7,7 hektar
Kapasitas jalan 2,8 km
Kapasitas lIstrik 4,7 MW
Kapasitas hanggar 19 jalur perawatan pesawat (line maintenance, minor check, major defect rectification, regular heavy check, transit check, to redelivery) dan 2 (dua) fasiltias pengecatan pesawat
(line painting) dan hanggar pembersihan (cleaning), 1 (satu) gedung suku cadang seluas 4.000 m2, serta 1 (satu) unit gedung sarana perawatan komponen pesawat (workshop).
Logistik BAT didukung proses logistik suplly chain dan gudang (warehouse) peralatan, komponen (tools and sparepart) untuk pekerjaan yang berkaitan pabrikasi (maintenance workshop), seperti cabin interior, dapur pesawat (galley), toilet pesawat (lavatory), kompartemen bagasi kabin (headrack), furnishing (seat, coverseat, carpet, handrest), engine dan komponen baling-baling (propeller workshop), emergency equipment dan lainnya.
Untuk kapabilitas, realisasi hasil pembangunan hanggar tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi 4 maintenance hangar kapasitas 13 pesawat serta tahap 3 sudah beroperasi 1 (satu) maintenance hangar kapasitas 6 (enam) pesawat. Batam Aero Technic saat ini mampu melaksanakan perawatan jenis pesawat:
Airbus 320 series,
Boeing 737 series,
Airbus 330 series,
Hawker 800/ 900 XP,
ATR 72 500/ 600, dan
Tipe pesawat lainnya
Saat ini BAT merawat dan memperbaiki pesawat-pesawat dari Jhonlin Air Transport, DrukAir, Tri MG Airlines, US Bangla Airlines, Lion Air, Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Batik Air Malaysia, Thai Lion Air, Angkasa Aviation Academy (sekolah pilot), Super Air Jet.
Layanan perawatan untuk maskapai lainnya akan dikembangkan secara bertahap. BAT sudah menjalankan operasional perawatan pesawat di lebih 40 bandar udara untuk memastikan pesawat udara beroperasi berjalan lancar dinyatakan layak dan aman dioperasikan (airworthy for flight)dengan menangani lebih dari 800 frekuensi penerbangan setiap hari.
BAT: KEK dan Perluasan Kapabilitas Berkelanjutan
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menuturkan, BAT memenuhi kriteria-kriteria menurut ketentuan tentang penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak diperkenalkan pada 12 Juni 2021 sesuai PP No 67 Tahun 2021 dan memenuhi kualifikasi rencana bisnis yang mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional khususnya industri aviasi.
Nilai investasi mencapai Rp 7,29 triliun serta dapat menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030. Pengembangan KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 30%-35% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
Kemampuan dan kapabilitas BAT dalam jangka menengah serta mendatang diharapkan mampu mendukung dan memenuhi pasar Asia Pasifik yang diprediksi mempunyai rata-rata (kisaran) 12.000 unit pesawat udara dengan nilai bisnis berkisar US$ 100 miliar pada 2025.
Pada pembangunan kelanjutan hanggar tahap 3 dan tahap 4, BAT berencana membangun 8 (delapan) hanggar yang bisa menampung 24 pesawat udara tipe berbadan sedang (narrow body): Boeing 737 dan Airbus 320. Hanggar dimaksud diharapkan meningkatkan serapan kebutuhan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalisir jumlah pekerjaan MRO yang dikirim ke luar negeri.
KEK BAT di Batam ini optimis akan mampu mendorong perseroan (Batam Aero Technic) untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini sejalan rancangan kerja berkelanjutan (master plan). Harapan utama, dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi sehingga dapat menekan angka pekerjaan berbagai perawatan pesawat ke luar negeri.
Dalam upaya menciptakan dan membangun industri MRO Indonesia berdaya saing di lingkup penerbangan global, BAT memiliki kesungguhan senantiasa mendorong perawatan pesawat udara yang semakin efisien. Pengembangan KEK BAT di Batam siap beroperasi sejalan mendukung program pemerintah dalam menciptakan ekosistem yang kondusif industri penerbangan nasional dan akan dilakukan evaluasi pembangunan setiap tahunnya.
Langkah strategis peningkatan jumlah SDM atau tenaga kerja berdaya saing, terampil dan profesional, BAT bersama Lion Air Group Training Center (LGTC) yang bergerak dibidang pendidikan khususnya pendidikan aviasi telah menambah tenaga kerja dengan keahlian sebagai mekanik atau teknisi pesawat udara sesuai kebutuhan serta kerjasama dengan Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan bidang aviasi yang bertujuan menjamin tersedianya tenaga kerja khususnya mekanik dan teknisi pesawat udara.
BAT menyampaikan rasa terima kasih atas terbentuknya berbagai kerjasama dalam upaya melakukan pengembangan usaha dengan tujuan sinergi positif sektor aviasi. Iklim usaha yang diciptakan oleh
pemerintah sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia. Dalam hal ini, pelaku usaha
dibidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan.(*)