PAREPARE, KILASSULAWESI– Dukungan terhadap pelaksanaan Festival Salo Karajae sebagai salah satu even nasional sangat mendapat respon positif masyarakat. Namun, disisi lain sebahagian besar menyayangkan tidak profesionalnya pelaksanaan yang berpusat dikawasan Torangeng River Side, Kelurahan Sumpang Minangae, Kecamatan Bacukiki Barat, Selasa 27 September, malam tadi.
Pasalnya, dengan kegiatan itu notabene menutup akses masuk menuju Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie (RS HAH) yang menjadi kebangaaan pemerintah daerah. Hal itu terlihat dari acara pembukaan yang terdaftar dalam Kharsima Even Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dibuka Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar yang diwarnai pula pesta kembang api.
Selain dihadiri masyarakat, nampak pula Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulsel, Andi Arwin Azis, dan undangan lainnya.
Salah satu pemerhati di Kota Parepare, HA Rahman Saleh mengungkapkan, kita mempertanyakan kondisi tersebut. ” Disatu sisi ada acara, sementara akses masuk ke RS HAH tidak perlu ada hambatan. Apa lagi jika ada yang darurat butuh ditangani. Dan juga tentunya akan cukup menganggu pasien yang dirawat di RS HAH,”ujarnya.
Akses masuk ke RS, kata Rahman, itu harus lancar dan tidak cocok dengan keadaan yang terpantau semalam, dimana ada gerbang yang tentunya akan menganggu jalur ke RS HAH. “Harusnya pemerintah memikir itu semua, jangan hanya melihat satu sisi bahwa ada kemegahan. Bagaimana akses ke RS, dan jika memang tidak peduli atau RS tak miliki pasien mendingan mengubah fungsinya jadi sarang burung walet saja,”tegasnya.
Mantan anggota DPRD Parepare itu sangat merespon pelaksanaan Festival Salo Karajae sebagai kegiatan pariwisata. Tapi yang harus difikirkan, dengan kondisi akses tersebut. Terlebih dalam pelaksanaannya akan berlangsung kurang lebih lima hari, terkecuali ada jalan alternatif lainnya yang disiapkan boleh saja. Tapi bagaimana jika tidak ada.
“Jadi harus difikirkan, dan jangan hanya sekedar membuat sebuah kegiatan. Harus integral dan terkoneksi, apa lagi pemerintahan kita profesional. Maka harus menunjukan nilai profesionalime tersebut dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan,” tutupnya.
Seperti diketahui, pelaksanaan Festival Salo Karajae yang berlangsung mulai 27 September 2022 hingga 1 Oktober 2022. Kegiatan akan diisi oleh beragam kegiatan unik, menarik, kreatif di antaranya Salo Karajae Water Projection Mapping, Pesta Kembang Api, Lomba Perahu Hias, Lomba Nyanyi Lagu Daerah, Tari Kreasi dan berbagai kegiatan lainnya. Hingga berita ini disiarkan belum ada panitia kegiatan yang ingin menyampaikan kondisi tersebut. Nomor sejumlah pejabat terkait pun sulit dihubungi.(*)