Dedikasi Seorang Guru di Liukang Tangaya: Mengabdi Hingga Akhir Hayat

Jenazah diangkut menggunakan kapal milik warga

PANGKEP, KILASSULAWESI– Masyarakat pulau di wilayah Kecamatan Liukang Tangaya tengah berduka atas meninggalnya Indriani, S.Pd., seorang guru yang berdedikasi di SMPN 8 Liukang Tangaya. Ibu Indriani, begitu ia biasa disapa, meninggal dunia saat dalam perjalanan untuk menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat dan pendidik yang berdedikasi.

Dedikasi Ibu Indriani terhadap dunia pendidikan sudah tidak perlu diragukan lagi. Pada tanggal 13 Januari 2025, beliau memulai perjalanan dengan maksud untuk secara simbolis “mengenakan sabuk Amukti Palapa” sebuah referensi sumpah bersejarah yang menandakan komitmennya yang teguh saat tiba di sekolah.

Bacaan Lainnya

Namun, selama perjalanan laut, Ibu Indriani jatuh sakit. Ia diturunkan dari kapal di Pulau Sapuka, di mana ia segera mendapat perawatan medis. Rencana untuk memindahkannya ke Makassar guna mendapatkan perawatan yang lebih komprehensif harus ditunda karena kondisinya memburuk, dan akhirnya ia meninggal dunia.

Meninggalnya Ibu Indriani meninggalkan kekosongan yang mendalam dalam komunitas pendidikan setempat dan di antara semua orang yang mengenalnya. Kabar meninggalnya almarhumah disambut duka yang mendalam. Bapak Hamzah, setelah mengetahui kejadian tersebut, langsung melaporkannya kepada Camat Ma’rang, pimpinan pemerintahan setempat.

Masyarakat kini menunggu informasi lebih lanjut dan persiapan pemakaman.
Keluarga almarhum pendidik tersebut menyampaikan keinginan tulus agar Ibu Indriani dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Ma’rang. Keinginan ini mencerminkan kerinduan agar beliau dapat dekat dengan keluarga dan leluhurnya.

Dedikasi Ibu Indriani terhadap profesinya dan murid-muridnya terbukti dari komitmennya untuk tiba di tempat tugasnya tepat waktu guna memenuhi janjinya kepada mereka yang berada di bawah asuhannya. Kehilangannya adalah pengingat nyata akan pengorbanan yang dilakukan para pendidik, khususnya mereka yang bertugas di daerah terpencil. Ia meninggalkan warisan pengabdian dan pelayanan.

Berdasarkan informasi dari Pasi Intel Kodim 1421 /Pangkep Kapten Kav. Daniel, jenazah almarhumah Ibu Indriani diangkut dari Pulau Sapuka dengan kapal milik Mustari. Jenazah dijadwalkan tiba di Pelabuhan Paotere, Makassar pada pagi hari tanggal 15 Januari 2025. Dari sana, jenazah akan dibawa ke kampung halamannya di Pitusunggu, Desa Pitusunggu, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep.

Upacara pemakaman dijadwalkan pada hari berikutnya, 16 Januari 2025, menurut keterangan dari kepala desa. Rinciannya telah dikonfirmasi oleh Kepala Desa Pitue, Muhammad Nasrullah, yang turut mendampingi prosesi tersebut. Masyarakat berduka atas meninggalnya seorang pendidik dan pelayan masyarakat yang berdedikasi, dan komitmennya akan selalu menginspirasi orang-orang yang pernah disentuhnya.(*)

Pos terkait