Miris!! Berstatus Waspada Korona Warga Maros Masih Berdesakan di PPI

KILASSULAWESI.COM, MAROS – Meski Kabupaten Maros sudah berstatus waspada wabah Covid-19, suasana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kabupaten Maros yang berada di Keluarhan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros masih terlihat ramai.

Bahkan, kondisi berdesakan dan kontak fisik masih terjadi antar satu pengunjung seakan imbauan pemerintah untuk menerapkan protokoler kesehatan saling menjaga jarak tidak pernah mereka dengarkan.

Bacaan Lainnya

Salah seorang warga, Amran menuturkan, dimana setiap harinya, ratusan warga Maros datang untuk melakukan aktifitas jual beli kepada para penjual ikan yang berasal dari pelbagai Kabupaten di Sulawesi Selatan, seperti Bulukumba, Sinjai, Bone dan Palopo bertemu di tempat yang berada di pinggiran sungai Maros itu.

“Bisa kita saksikan bersama, sejak wabah Covid-19 di Maros mulai menginfeksi salah seorang warga, ratusan warga yang keluar masuk setiap harinya di lokasi ini seakan tidak mengetahui jika wabah ini sudah ada di Maros, bahkan jaga jarakpun tidak berlaku,” ungkapnya kepada Parepos.co.id, Senin 6 April 2020.

Apalagi, kata Amran, pengelola pusat jual beli ikan dan sayuran yang beroperasi dari pukul 4 subuh hingga 9 pagi itu tidak serius untuk ikut melakukan penanggulangan penyebaran Covid-19. Hal itu berdasarkan jumlah sarana pencegahan Covid-19 dinilainya hanya untuk penggugur tanggungjawab Dinas Perikanan Kabupaten Maros sebagi pengelola PPI Maros.

“Lihat mi sendiri, tempat cuci tangannya cuman tiga unit, sementara lokasi ini cukup luas dan dikunjungi orang banyak, sedangkan penyemprot disinfektan hanya ada satuh unit yang berada di gerbang masuk, itupun operatornya kalau tidak capek, kalau capek yah berhenti,” ujarnya.

Ia pun meminta kepada Pemerintah, khususnya Kepala Dinas Perikanan agar betul-betul memperhartikan kondisi penyumbang PAD yang cukup besar itu. “Minimal ada bilik disinfektan lah di jalan masuk, jangan hanya di area gerbang, termasuk fasilitas cuci tangan yang memadai dan berada di setiap titik jalur masyarakat,” tutup Amran.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maros, Muhadir membenarkan jika fasilitas untuk mencegah penyebaran Covid-19 di PPI Maros masih tergolong minim yang diakibatkan kelangkaan bahan cairan dan sulitnya diperoleh alat penyemprot.

“Kalau untuk tempat cuci tangan, ada di dekat kantornya PPI ada di tempat penjualan ikan dan di kedai-kedai warung itu ada tiga, kesulitannya sekarang itu mencari bahan hand sanitizer, jadi biasa sabun saja. Sekarang itu kebetulan di ruangan ada bahan cairan desinfektan jadi sisah itu saja, susah mi untuk bahan baku disinfektan,” ujarnya saat dihubungi via telepon selular.

Untuk langkah yang telah dilakukan, pihaknya masih menunggu koordinasi dari pihak Dinas Kesehatan untuk memperoleh bahan baku pembuatan disinfektan dan BPBD untuk melakuakn penyemprotan. “Jadi sudah dua minggu itu, selain tempat cuci tangan kemudian hampirmi dau minggu juga disemprot itu motor dan tempat ikannnya kalau keluar dari tempat pelelangan, dan sekarang semakin kurang pembeli saya lihat, kita juga memberikan sosialisai untuk tidak berlama dan langsung meninggalkan lokasi,” ungkap Muhadir.

“Kita minta di dinas kesehatan untuk bahan itu, tapi mereka sudah tidak ada jadi masing-masing berkreasi. Untuk pasar pernah sore-sore disemprot sekali semua itu peti-peti dari BPBD. Jadi kalau masih ada bahannya saya suruh semprot lagi minimal seminggu sekali,” tambahnya.

Muhadir menambahkan, terkait penutupan PPI Maros, dirinya masih menunggu instruksi langsung Bupati Maros, Hatta Rahaman, sembari melihat kondisi perkembangan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Maros. “Saya sebagai kadis nanti ada petunjuk dari bupati baru bisa saya tindak lanjuti, Apalagi kalau dia bilang ditutup yah kita tutup,” jelasnya.(tip)

Pos terkait