KILASSULAWESI.COM,PAREPARE– Dikosongknnya rumah kayu yang selama 27 tahun ditinggali H Ibrahim Mukti bersama keluarganya. Serta merta mendapat respon dari H Abd Mukti Rachim yang tak lain orang tua kandung dari H Ibrahim Mukti yang akrab disapa H Aco.
H Abd Mukti Rachim bersama sejumlah orang, melakukan pembongkaran yang mendapat perhatian banyak pihak. Perhatian itu cukup beralasan, karena H Aco yang berharap agar tidak ada pembongkaran. Terlebih, keinginan pengosongan tersebut akan bermanfaat untuk menjadi lokasi atau ladang amal bagi kedua orang tuanya.
Kuasa Hukum, H Abd Mukti Rachma, H Atma ikut membenarkan keinginan dari H Aco dengan mengosongkan rumah tersebut. Namun, kliennya dalam hal ini H Abd Mukti Rachman berkeinginan kuat untuk membongkar. ” Info dari pak haji, ini rumah akan dibongkar untuk pengembangan SPBU disini. Dan anaknya, H Aco sudah menyerahkan kepada pak haji (H Abd Mukti Rachman,”ujarnya.
Saat disinggung apakah rumah kayu dan lahan tersebut dalam sengketa, lanjut H Atma, ini tidak ada hubungan sama sekali dengan persoalan sengketa antar keduanya. “Tidak ada sengketa dalam wilayah ini, termasuk rumah kayu itu,”tegasnya.
Terpisah, H Abd Mukti Rachman yang dimintai keterangannya mengakui, SPBU dan lahan ini memang rencana awalnya mau kami jual. ” Itu jika ada yang mau beli, ada tidak yang mau beli. Kenapa saya mau jual, hasil penjualan akan saya bagikan kepada anak dan cucu saya. Kemarin itu usia saya sudah genap 84 tahun, saya lahir tanggal 11 bulan 11,”ujarnya.
Terkait anak kedua dan kelimanya yakni H Muchtar dan H Ibrahim menegaskan, mereka itu sudah memiliki SPBU masing-masing. ” Itu H Aco saja ada tiga SPBUnya, dulu saya kasi kerja disini. Dan saya baca itu berita agar jangan dijual karena ikon keluarga, memangnya mereka punya uang disini. Kenapa mau dilarang. Siapapun mau saya kasi bisa toch. Apa lagi mereka juga sudah punya, termasuk anak perempuan saya. Ini mau saya bagikan sebelum saya meninggal ,”tegasnya.
H Abd Mukti menambahkan, sesuai aturan agama kalau kita sudah tua begini, tidak bisa lagi kita memeriksa apalagi kalau sudah meninggal dan berkelahi dibelakang. ” Bagaiamana kalau nanti dibelakang hari ada yang ribut karena serakah, saya masih hidup saja sudah ribut begini,”ungkapnya.
Dalam peristiwa tersebut, nampak seorang wanita ngotot agar terus melakukan pembongkaran. Sejumlah aparat kepolisian, babinsa turut hadir dalam peristiwa yang menarik perhayian masyarakat banyak.(*/ade)