Setoran Parkir Naik, Jukir: Mau Makan Apa ?

KILASSULAWESI.COM-PAREPARE – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Parepare berencana menaikkan setoran harian para Juru Parkir (Jukir) yang awalnya Rp 10 Ribu hingga Rp50 ribu menjadi Rp 50 ribu sampai Rp100 ribu perharinya. Hal itu setelah, UPTD Perparkiran Dishub melakukan uji petik terhadap penghasilan sejumlah jukir diwilayah Kota Parepare.

Kepala UPTD Perparkiran Dishub Kota Parepare, Aryun Handayana mengakui, menemukan penghasilan dari jukir meningkat saat pandemi covid-19. Sementara setoran yang diberikan jukir tetap. Sehingga, pihaknya mengklaim itu merugikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor perparkiran. Dia mendata pendapatan jukir mampu diangka Rp 300 ribu perhari.

Bacaan Lainnya

Menyikapi temuan uji petik tersebut, sebahagian besar jukir membantah nilai besaran pendapatan yang diperolehnya.
Informasi yang disampaikan itu, bertolakbelakang dengan realitas pendapatan jukir di lapangan. Hal itu ditegaskan salah satu jukir yang ditemui di depan Warung Makan Sop Saudara, di Jalan Bau Massepe, Syarifuddin, Senin 19 Oktober, siang tadi.

Rencana kenaikan jumlah setoran dari UPTD Perparkiran Dishub ini tidak manusiawi dan irasional. “Bagaimana bisa banyak pendapatan kalau kondisinya sekarang lagi pandemi korona. Kalau dulu, saya masih bisa dapat Rp70 ribu per hari. Sekarang sudah menurun, karena warung sepi,”ungkapnya, di sela-sela menjaga lahan parkir.

Pengunjung warung makan yang menjadi tempat pencahariannya mengalami sepi pembeli. Walau lahan parkirnya terlihat ramai, tapi itu adalah kendaraan yang mengantre untuk cuci mobil. “Mobil yang mau dicuci yang banyak di sini, kalau tidak percaya tanyakan ke pemilik cuci mobil,” kata Syarifuddin yang telah 11 tahun berprofesi sebagai jukir.

Dirinya menyayangkan, apabila tarif setoran ini betul bertambah mengingat beban keluarganya. “Saya memiliki istri dengan tiga anak, ditambah dengan biaya rumah kontrakan. Kita mau makan apa. Makan pasir. Kita parkir ini mau menafkahi keluarga, kalau tidak ada lebihnya kita mau makan apa,”ujarnya dengan nada tinggi.

Syarifuddin pun menghitung jumlah pengeluaran keluarganya per hari, mulai dari uang belanjanya anaknya, beli beras dan beli ikan. Sementara, hari ini pendapatan yang dia peroleh hanya berkisar Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu perhari. Belum lagi, harus menyetor Rp 10 ribu perhari. Adapun tarif parkir yang dia berikan ke pengguna jasa bervariasi. Dia merincikan, untuk satu motor tarif parkirnya Rp1000, mobil Rp1.500. “Terkadang ada yang bayar Rp 500 , ada juga Rp 2000. Kadang juga tidak membayar,”ungkapnya.(Mg1/B)

Pos terkait