Miris, Dewan Prihatin Kondisi Puskesmas Pekkabata

KILASSULAWESI.COM,POLMAN — Ketua DPRD Polewali Mandar (Polman) Jufri Mahmud didampingi Ketua Komisi IV DPRD Polman Aguspranoto dan sejumlah legislator lainnya prihatin dengan kondisi pelayanan kesehatan di Kecamatan Polewali. Pasalnya, salah satu pusat pelayanan kesehatan bagi masyatakat di Puskesmas Pekkabata, kondisi infrastrukturnya sangat memprihatinkan dengan atap yang bocor.

Hal itu terungkap, Selasa 3 November, saat kunjungan para wakil rakyat tersebut di Puskesmas Pekkabata. Kunjungan rombongan DPRD Polman disambut Kepala Puskesmas
Pekkabata, drg Chaeriah Dahlan sekaligus berdiskusi terkait kondisi tersebut.

Bacaan Lainnya

Ketua DPRD Polman Jupri Mahmud mengatakan, kondisi Puskesmas Pekkabata ini harus segera mendapat perbaikan. Terlebih, puskesmas ini merupakan layanan kesehatan masyarakat yang sangat dekat dengan warga sehingga harus nyaman, demi memberikan pelayanan yang memuaskan.
” Inikan layanan pusat kesehatan masyarakat, tempatnya harus nyaman ditempati pasien untuk berobat. Kita akan menyampaikan kondisi ini ke pemerintah kabupaten melalui instansi terkait agar mengupayakan bagaimana puskesmas ini bisa diperbaiki,”ungkapnya.

Jufri Mahmud mengakui, merasa miris dan kasian akam pasien kalau hujan. Dimana mereka harus berpindah-pindah tempat, belum lagi petugas kesehatannya pasti tidak nyaman kalau tempat kerja mereka dihujani. Sementara itu, Kepala Puskesmas Pekkabata drg Chaeriah Dahlan menuturkan, atap plafon ruang rawat inap puskesmas yang dipimpinnya sejak 2016 sudah bocor, itu disebabkan karena memang bangunannya sudah tua. ” Menurut KTU-nya bangunan ini dibangun tahun 70 an, bahkan pernah AC meledak di ruang UGD karena Iistrik korslet, ” ujarnya.

Chairiah menjelaskan, ruang rawat inap terdiri dari beberapa bagian diantaranya perawatan anak, nifas, laki-Iaki dewasa dan perempuan.
Daya tampung maksimal tujuh orang, namun karena atap plafon yang bocor sehingga terkadang melebihi kapasitas.

Sebenarnya bukan cuma diruang rawat inap bocor, akan tetapi dibagian tengah ruangan dan UGD juga, sehingga diperlukan beberapa buah ember plastik untuk menampung air hujan. “Jadi hampir semua ruangan bocor, namanya juga bangunan tua. Para pekerja atau tukang pun takut naik keatap untuk memperbaiki takutnya jatuh,”kata Chaeriah.

Dia pun berharap puskesmas yang dipimpinnya segera mendapatkan bantuan pembangunan gedung, sebab permohonan perbaikan gedung selalu di laporkan mulai dari kepala puskesmas yang lama hingga saat ini. Namun belum ada respon.(win/B)

Pos terkait