Tahun Ajaran Baru, PBM di Kota Parepare Gunakan Metode Daring dan Luring

KILASSULAWESI.COM, PAREPARE — Kota Parepare termasuk salah satu kota yang masih harus melakukan belajar dari rumah ditengah Covid-19. Menyambut tahun ajaran baru kali ini, sejumlah sekolah sudah memasuki tahap awal pembelajaran tanpa tatap muka dikelas alias menggunakan fasilitas smartphone android (daring) dan mode manual (luring)

Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare Arifuddin Idris mengatakan, seluruh siswa tetap mendapatkan pelayanan pembelajaran baik secara online maupun manual. Dua metode belajar itu kata Arifuddin, diterapkan dari jarak jauh mengingat situasi pandemik Covid-19 masih mewabah di Parepare.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, Proses Belajar Mengajar (PBM) tidak harus kaku meski dilakukan jarak jauh. Sebab pihaknya memahami kemampuan setiap siswa yang berbeda. “Tidak ada yang kaku, kalau ada anak-anak yang belum mampu mengikuti pembelajaran daring maka bisa dilakukan pembelajaran manual melalui SMS,” ujarnya

Arifuddin menegaskan, saat ini sekolah dalam tahap masa awal pembelajaran menyambut tahun ajaran baru. Beberapa diantara sekolah telah melakukan PBM berbasis online menggunakan android. “Jadi sekolah masih mendata kesiapan siswa, berapa yang mampu belajar melalui Android dan berapa yang manual,” ujar dia

Ia juga menjamin PBM yang sedang berlangsung tetap menjangkau seluruh siswa, meskipun para peserta didik tersebut tidak memiliki alat komunikasi sama sekali. Menurutnya kewajiban para guru mendatangi peserta didik untuk membagikan tugas belajar kepada mereka. “Bahkan kami sampaikan kepada sekolah, bagi siswa yang belajar tanpa pendamping karena orang tuanya bekerja, maka pembelajaran bisa dilakukan malam hari,” katanya

Kata Arifuddin hal itu dikarenakan kesiapan sarana dan prasarana penunjang para peserta didik, seperti kesiapan fasilitas android atau alat komunikasi lainnya disertai dengan biaya untuk membeli pulsa. “Apakah mereka memiliki smartphone, atau apakah punya biaya untuk beli kuota. Atau mungkin mereka hanya punya HP manual, itu semua tidak masalah, bisa lewat SMS saja. Atau kalau tidak ada sama sekali HP, maka guru berkewajiban mendatangi untuk diberi tugas, 3 hari kemudian baru dikumpulkan, tetapi tetap dalam pemantauan,” tandasnya.

Senada disampaikan, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kota Parepare, Johansah. Menurut Johansah, metode pembelajaran selama masa pandemik Covid-19 bisa dilakukan secara luring maupun daring. Mode luring, kata dia, dengan memberikan tugas-tugas belajar kepada siswa melalui komunikasi telpon atau sistem jemput bola. “Jadi kita pahami bahwa tidak semua anak-anak mampu belajar virtual menggunakan android, sehingga solusinya harus dikondisikan. Kami selalu sampaikan ini kepada guru maupun kepala sekolah,” tegas dia

Johansah menjelaskan, mode pembelajaran daring hanya bagi siswa yang mampu saja atau memiliki fasilitas tersebut. Sementara siswa yang belum mampu, cukup diberikan tugas-tugas. “Jadi kita hitung saja berapa anak yang mampu belajar daring dan berapa tidak, yang tidak mampu ini kita beri tugas saja dan dievaluasi oleh guru-guru mata pelajaran masing-masing,” tuturnya.(wal)

Pos terkait