Proyek ‘Sangkuriang’ Gak Beres-beres, Rudi Najamuddin: Uangnya tidak Ada

Ketua Komisi I DPRD Kota Parepare, Rudi Najamuddin saat memantau salah satu pengerjaan proyek rumah impian

PAREPARE, KILASSULAWESI– Dua proyek Pemerintah Kota Parepare dengan menggunakan Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD) TA 2022 senilai kurang lebih Rp5 Miliar terus menuai sorotan sejumlah pihak. Pasalnya, proyek rumah impian dan bedah rumah tak kunjung tuntas dikerjakan.

” Iya, proyek rumah impian dan bedah rumah belum selesai sampai sekarang. DPRD cuma pengawasan, dan melalui komisi III telah memanggil pihak terkait. Mungkin paling cepat lima bulan kedepan baru tuntas,”ujar Ketua Komisi I DPRD Parepare, Rudi Najamuddin, Rabu 15 Februari 2023.

Bacaan Lainnya

Anggaran pelaksanaan proyek bedah rumah sekitar Rp1 miliar lebih, sedangkan rumah impian Rp3 miliar lebih. ” Jadi totalnya hampir sekitar Rp5 miliar dengan menggunakan APBD,”katanya. Persoalan besar yang terjadi dalam proyek yang diistilah proyek sangkuriang, selain terlambat ditender juga berakibat pada pengerjaan gak beres-beres.

Pengerjaan kedua proyek tersebut juga mulai dilakukan 15 Desember 2022, untuk dikontrakkan dan dikerjakan. “Jadi memang sulit selesai, dan sengaja dilakukan. Tim anggaran pemerintah daerah menganggarkannya, lalu dibahas di banggar dan kita setujui untuk dibangun,”ujarnya.

Namun, dalam perjalanan ternyata lambat dikerja dan anggarannya tidak ada. Maka selain terlambat, uangnya juga memang tidak ada. “Persoalannya kenapa ditender dan dilelang, sedangkan tidak ada uangnya. Yang kasihan itu rekanan, tapi resiko mereka kenapa ingin mengerjakan. Sedangkan mereka tahu tidak ada uangnya,”tegasnya.

Maka, lanjut Legislator PPP itu, berharap kedepan untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu lagi. Karena selain merugikan APBD dan masyarakat, ada segelintir kelompok orang atau pihak tertentu yang diuntungkan. “Segelintir orang itu gampang diketahui, siapa yang memulai proyek tersebut. Maka proyek tersebut memiliki kesalahan besar dan itu terjadi,”tegas Rudi Najamuddin.

Sebelumnya, proyek tersebut juga menuai sorotan tajam sejumlah pihak dikarenakan baru penandatanganan kontrak pekerjaan pada 6 Desember 2022. Bahkan, hingga saat ini kedua proyek yabg diistilahkan ‘Proyek Sangkuriang’ dengan meragukan kualitas pengerjaan yang tidak terjamin.

Sebelumnya, anggota DPRD Parepare, Kamaluddin Kadir mengecek Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LPSE) pada 12 Desember 2022, dan ternyata masih ada proyek tayang. Makanya, Kamaluddin mempertanyakan, sistem pekerjaannya yang tinggal setengah bulan lagi masih melakukan tender.

“Padahal kita sudah ingatkan, sebisa mungkin ini dipercepat seperti amanah Perpres. Contoh Makassar untuk proyek 2023, dia sudah tayang untuk pelaksanaan Januari. Sehingga memungkinkan nanti pekerjaan itu bisa dilaksanakan 90 hari, paling lama tiga bulan. Sehingga tidak ada proyek berhalangan, akibat cuaca atau kendala-kendala yang lain,”ujarnya.

Namun di Parepare, Kamaluddin menduga disengaja untuk memperlambat kegiatan-kegiatan pekerjaan. Sehingga pada akhirnya, Desember baru ditender. “Itulah tadi, muncul namanya proyek Sangkuriang,” ujarnya.

Plt Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Parepare, Abdul Latief mengatakan, untuk progres pekerjaan bedah rumah saat ini sudah 60 persen. Kalau rumah impian sekitar 40 persen. Alasan menyeberang karena ditender 6 Desember 2022.

Soal kualitas, ia mengaku selalu memantau kualitas pekerjaan rumah impian dan bedah rumah. Dia mengaku untuk denda keterlambatan kerja per harinya seperseribu. Kalau rumah impian itu ada 50 unit, anggarannya Rp75 juta per unit. Kalau bedah rumah 81 unit dengan anggaran Rp17,5 juta per unit.(*)

 

Pos terkait